NEWSATU.COM — Pavel Durov, miliarder asal Rusia sekaligus pendiri Telegram, mengungkap fakta tak biasa dari kehidupan pribadinya. Durov mengaku telah aktif mendonorkan sperma sejak sekitar tahun 2010 dan mengklaim bahwa dari aktivitas tersebut lebih dari 100 anak telah lahir di berbagai negara melalui klinik fertilitas.
Pengakuan itu disampaikan Durov dalam sejumlah pernyataan publik dan wawancara yang dikutip media internasional dan media hiburan global. Ia mengatakan kegiatan donor sperma tersebut telah berlangsung selama sekitar 15 tahun dan dilakukan melalui klinik fertilitas resmi di berbagai negara.
“Saya mulai mendonorkan sperma sekitar 15 tahun lalu. Sejak saat itu, lebih dari 100 anak telah dikandung di 12 negara menggunakan sperma saya,” ujar Durov.
Dalam penjelasannya, Durov menyebut keputusannya mendonorkan sperma juga berkaitan dengan pandangannya soal penurunan tingkat kesuburan global serta keterbatasan donor sperma berkualitas tinggi di banyak negara. Ia menilai isu tersebut jarang dibahas secara terbuka, meski dampaknya semakin terasa.
Tawarkan Biaya IVF Gratis
Tak berhenti di situ, Durov juga menyatakan bersedia menanggung biaya penuh prosedur bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF) bagi perempuan yang ingin menggunakan sperma donasinya. Tawaran tersebut ditujukan bagi perempuan berusia di bawah 37 tahun, mengikuti batasan umum yang berlaku di banyak klinik fertilitas.
Meski ia mengaku sudah tidak lagi mendonorkan sperma secara aktif, sampel sperma Durov yang tersimpan di sebuah klinik fertilitas di Moskow disebut masih dapat digunakan dan menjadi dasar dari program tersebut.
“Saya siap menanggung biaya IVF bagi perempuan yang ingin menggunakan sperma saya,” kata Durov dalam pernyataan yang dikutip media internasional.
Anak Biologis Dijanjikan Warisan
Durov juga menegaskan bahwa seluruh anak biologisnya, termasuk yang lahir melalui donor sperma, akan mendapatkan hak yang sama atas kekayaannya. Namun, ia menekankan bahwa klaim tersebut harus disertai pembuktian hubungan biologis melalui tes DNA dan mengikuti aturan pewarisan yang telah ia tetapkan, kemungkinan besar setelah ia meninggal dunia.
Pernyataan Durov ini memicu perbincangan luas di berbagai negara, mulai dari isu etika donor sperma, hak anak hasil fertilisasi, hingga peran figur publik dalam isu kesuburan global. Di sisi lain, pengakuan ini juga membuka diskusi soal praktik donor sperma lintas negara yang selama ini jarang disorot secara terbuka.







